Pemeran dan diskusi Sejarah Kereta Api akan digelar di Steamedsoul Cafe, Jalan Trunojoyo 27-29, Sidoarjo, Sabtu (4/6/2022). Acara ini digelar Steamedsoul, Angkringan Pendopo, dan Geschiedeniskenner dan didukung Begandring Soerabaia.
Diskusi menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Evelien Pieterse (Conservator Kunst en Cultuurgeschiedenis Spoorwegmuseum, Utrect), Mohamad Zulkarnain, ST MT (Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jatim DJKA), Derek Huntriss (Penulis Buku Kereta Api). Muhammad Rizky Pradana & Alfian Widi (HIMA Ilmu Sejarah Unair).
Selain itu, ada Navy Eka Pattiruhu (Dead Rail Hunter), dr Sudi Harjanto (Sidoarjo Masa Kuno), Greg HW (@keretadeli), Rizky Nur Adrianto (Indonesia Railway Preservation Society), dan Ir Widoyoko, MSc (Komunitas Sejarah Perkeretaapian Indonesia).
“Mereka akan berbicara dari banyak perspektif. Baik terkait sejarah kereta api, regulasi, dan perkembangan masa kini,” jelas Achmad Zaki yamani, salah seorang panitia.
Zaki menuturkan, kegiatan ini melibatkan banyak pihak. Mereka berasal dari komunitas pegiat sejarah dan budaya, akademisi, praktisi, arkeolog, dan masyarakat umum.
“Kita berharap banyak insight yang diperoleh dari kegiatan ini,” tandas pria tambun ini.
Ketua Begandring Soerabaia Nanang Purwono menegaskan sangat mendukung gelaran ini “Begandring senantiasa ingin berkontribusi kepada sesama, khususnya di bidang sejarah dan budaya,” ujar dia..
Sebelumnya, terang Nanang, Bengandring juga bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair dalam kegiatan penyusunan Ensiklopedia Kearifan Lokal Kota Surabaya. Produk kolaborasi penyusunan ensiklopedia ini menerima penghargaan internasional dari Jepang, Times Higher Education (THE) Awards.
“Kami juga membuat film dokumenter bersama TVRI. Ada tiga dokumenter yang telah dibuat. Yaitu, Gunung Penanggungan, Jalan Sunyi Letkol dr. Soebandi, dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,” tandas jurnalis senior itu.
Kolaborasi juga dilakukan Begandring dalam event bergengsi, Ekspedisi Bengawan Solo 2022.
“Kegiatan ini melibatkan Pemprov Jawa Tengah, Pemprov Jawa Timur, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media,” pungkas Nanang. (*)