Begandring.com: Surabaya (13/11/23) – Dalam rangka peringatan ꦲꦫꦶꦗꦣꦶꦩꦗꦥꦲꦶꦠ꧀ Hari Jadi Majapahit ke 730, jalan jalan mengenal kembali jejak dan peninggalan Majapahit adalah momen indah tersendiri. Berselancar melalui lorong peradaban yang tersebar di bekas ꦏꦺꦴꦠꦫꦗꦩꦗꦥꦲꦶꦠ꧀ kota Raja Majapahit adalah jendela untuk menengok masa itu.
Salah satu jejak peradaban itu adalah ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦧꦗꦁꦫꦠꦸ Candi Bajang Ratu di Dusun Kraton, ꦣꦺꦱꦠꦼꦩꦺꦴꦤ꧀ Desa Temon, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tinggi Candi Bajangratu ini mencapai 16,5 meter. Sedangkan luasnya 11,5 x 10,5 meter persegi. Candi Bajang Ratu bersayap tembok di kiri kanan.
Ketika melihat indahnya gapura yang berbentuk ꦥꦣꦸꦫꦏ꧀ꦱ paduraksa ini, lantas sempat dikagetkan dengan adanya jejak ꦌꦏ꧀ꦱ꧀ꦏꦮ꦳ꦱꦶ ekskavasi di kiri dan kanan gapura. setelah melihat lebih dekat, disana di petak ꦌꦏ꧀ꦱ꧀ꦏꦮ꦳ꦱꦶ ekskavasi terdapat struktur pondasi tembok yang membujur ke ꦱꦪꦥ꧀ꦏꦶꦫꦶꦣꦤ꧀ꦏꦤꦤ꧀ꦒꦥꦸꦫ sayap kiri dan kanan gapura.
Dari temuan melalui ꦌꦏ꧀ꦱ꧀ꦏꦮ꦳ꦱꦶ ekskavasi ini semakin diyakini bahwa Candi Bajang Ratu adalah sebuah pendharmaan. Tidak lain adalah tempat suci di kompleks ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦂꦩꦄꦤ꧀ꦗꦪꦤꦺꦒꦫ pendharmaan Jayanegara. Jayanegara, raja kedua Majapahit dan sekaligus ayahhanda ꦫꦠꦸꦠꦿꦶꦧ꧀ꦲꦸꦮꦤꦠꦸꦁꦒꦣꦺꦮꦶ Ratu Tribhuwana Tunggadewi.
Berikut ini sebagian silsilah ꦫꦗꦫꦗꦩꦗꦥꦲꦶꦠ꧀ Raja raja Majapahit hingga generasi ke empat.
Raja Pertama : Raden Wijaya atau ꦏꦼꦂꦠꦫꦗꦱꦗꦪꦮꦂꦣꦤ Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309)
Raja Kedua : Kalagemet atau ꦱꦿꦶꦗꦪꦤꦒꦫ Sri Jayanagara (1309-1328)
Raja Ketiga : Sri Gitarja atau ꦠꦿꦶꦧ꧀ꦲꦸꦮꦤꦮꦶꦗꦪꦠꦸꦁꦒꦣꦺꦮꦶ Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
Raja Keempat : Hayam Wuruk atau ꦱꦿꦶꦫꦗꦱꦤꦒꦫ Sri Rajasanagara (1350-1389).
Ekskavasi ini dimulai pada 6 September 2023 dan dari hasil ekskavasi, menurut sumber di lokasi bahwa petak ekskavasi ini akan dibuatkan ruang dan diberi ꦥꦼꦤꦸꦠꦸꦥ꧀ꦏꦕ penutup kaca sehingga pengunjung bisa mengamati kondisi asli ekskavasi.
Ini adalah penemuan struktur ꦥꦒꦂꦏꦸꦤꦺꦴ pagar kuno berbahan bata merah di timur dan barat Gapura Bajang Ratu. Pagar timur membentang dari gapura ke timur sepanjang kira kira 11,5 meter. ꦠꦼꦧꦭ꧀ꦚ Tebalnya mencapai 93 cm. ꦏꦼꦠꦶꦁꦒꦶꦪꦤ꧀ Ketinggian pagar yang tersisa hanya 10 lapis bata.
Pada pagar barat juga mempunyai ketebalan yang sama. Struktur yang tersusun dari bata merah kuno ini membentang dari ꦒꦥꦸꦫꦧꦗꦁꦫꦠꦸ Gapura Bajang Ratu ke barat. Berbeda dengan ꦥꦒꦂꦠꦶꦩꦸꦂ pagar timur, ꦥꦒꦂꦧꦫꦠ꧀ pagar barat ini berbelok ke utara, selatan dan berlanjut ke barat layaknya simpang 4. Sehingga belum ditemukan ujungnya.
Dari penemuan ini setidaknya ada gambaran yang lebih nyata ꦠꦼꦤ꧀ꦠꦁꦠꦠꦫꦸꦮꦁ tentang tata ruang di ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦂꦩꦄꦤ꧀ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦧꦗꦁꦫꦠꦸ pendharmaan Candi Bajang Ratu ini. (nng)