Asisten II Pemkot Surabaya Irvan Widyanto yang membidangi urusan perekonomian dan pembangunan, mengunjungi markas Begandring Soerabaia di Lodji Besar, Jalan Makam Penelah 46, Surabaya, Selasa malam (20/12/2022).
Irvan bertemu pengurus Begandring, antara lain Kuncarsono, Nanang Purwono, Yayan Indrayana, Achmad Zaki Yamani, dan Kukuh Yudha Karnanta (FIB Unair). Mereka membicarakan pengembangan kawasan wisata Peneleh.
Irvan sempat melihat setiap ruang di Lodji Besar yang penuh informasi sejarah Surabaya. Suasana rumah loji (Loge Gebouw) yang di bangun pada 1907 ini, memberi inspirasi kreatif . Di ruang depan terpajang reklame-reklame jadul yang bisa bercerita tentang Hindia Belanda termasuk Surabaya.
Di ruang berikutnya terdapat koleksi artefak-artefak kuno berupa pecahan gerabah terakota, guci dan keramik termasuk batu bata kuna dengan ukuran besar dari era klasik. Di ruang berikutnya terdapat peta peta dalam ukuran besar yang menggambarkan Surabaya dari abad ke abad. Di ruang ini juga tersedia buku buku sebagai bahan bacaan.
Di ruang depan, terdapat potret kota Surabaya, utamanya Kawasan Kota Tua. Di ruang ini terdapat potert Surabaya di antara daerah daerah lain yang berupa peta besar Jawa Timur. Sementara di teras Lodji terdapat peta Kawasan Kota Tua Surabaya.
Irvan secara detail mencermati titik titik yang menjadi harapan Pemerintah Kota Surabaya dalam upaya revitalisasi kawasan Kota tua.
Panggil Camat
Selama ini, Irvan Widyanto hanya mendengar nama Begandring Soerabaia melalui kiprahnya yang berkolaborasi dengan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Dalam kolaborasi itu, wali kota terlibat dalam produksi dua film dokudrama yang masing-masing berperan sebagai Presiden Pertama RI, Soekarno. Yakni, film Koesno, Jati Diri Soekarno dan Soera ing Baja, Gemuruh Revolusi ’45.
Film Koesno, Jati Diri Soekarno berhasil masuk nominasi film pendek terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2022. Film Koesno, Jati Diri Soekarno duduk pada urutan ke 3 dari 7 nominator FFI.
Pembuatan film dokudrama dan program Begandring seperti Jelajah Sejarah Subtrack, sesungguhnya semuanya berawal dari serangkaian diskusi dan rapat-rapat informal.
Irvan ikut begandringan (diskusi informal sambil ngopi). Salah satu topiknya tentang pengembangan kawasan wisata Peneleh yang sangat kaya dengan sejarah.
Dia memang ingin mendapat banyak masukan soal kawasan wisata Peneleh. Bahkan, lamtaran Peneleh masuk di wilayah Kecamatan Genteng, saat itu juga Irvan mengontak Camat Genteng Muhammad Aries Hilmi untuk bergabung di Lodji Besar.
Kuncarsono, salah satu pendiri Begandring Soerabaia, mengatakan di Lodji Besar ini semua aktivitas kreatif Begandring bermula.
“Seiring dengan berjalannya waktu, Lodji Besar menjadi rumah kreatif, yang tidak hanya bermanfaat bagi Komunitas Begandring, tapi juga bagi masyarakat umum dan mahasiswa,” paparnya.
Dia lalu menjelaskan, kegiatan Begandring tidak semata berbagi informasi kepada masyarakat luas melalui program diskusi publik, jelahah sejarah Subtrack, publikasi dan pembuatan film, tapi juga melakukan people and community empowering.
“Kami ini juga mengajak warga terlibat sebagai subjek dan penggerak. Misalnya ada warga Pandean yang sudah menjadi pelaku penggerak dalam kegiatan komunitas,” katanya
“Bahkan sekarang sudah diaplikasikan di lingkungan warga. Misalnya melayani tamu-tamu yang datang dan melihat Sumur Jobong,” imbuh Kuncarsono.
Irvan menangkap penjelasan iru dengan baik. Dia lantas menyatakan optimistis dengan pengembangan kawasan Peneleh dan gerakan yang dilakukan Begandring Soerabaia,
“Saya ingin mengsinkronkan antara kegiatan Begandring dengan kebijakan camat Genteng dalam pengembangan kawasan Peneleh yang berbasis sejarah dan budaya,” ujar Irvan.
Di mata Irvan, potensi kawasan Peneleh sudah nyata. Di kawasan ini sudah ada komunitas penggerak yang sudah bergerak nyata yang tentu bisa lebih jauh mengembangkan potensi lokal ini.
Karenanya, Irvan meminta Begandring bersama Camat Genteng untuk memetakan arah pengembangan wisata Peneleh yang berbasis sejarah dan budaya.
“Coba dibuat konsepnya dulu seperti apa. Ini sebagai dasar pemetaan siapa melakukan apa. Bahkan dinas apa akan melakukan apa dalam sinergi pengembangan kawasan Peneleh ini,” tegas Irvan.
Dia menambahkan, selain wisata Peneleh masih ada kawasan lain yang perlu dikembangkan dalam rangka membangkitkan potensi Kota Surabaya.
“Masih ada yang perlu dikerjakan secara kolaboratif, misalnya kawasan Kota Tua Surabaya. Segera,” tandas Irvan.
Keseriusan pemerintah Kota Surabaya ini ditunjukkan dengan kembalinya Camat Genteng ke Sekretariat Begandring Soerabaia di Lodji Besar pada keesokan hari, Rabu (21/12/2022). Ia mengajak ke Camat Pabean Cantian dan jajarannya. (nanang purwono)