Penyerahan Naskah Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya

Sebuah buku setebal 3 cm dengan ukuran A4, yang berisi naskah Entri Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya, diserahkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair, Prof. Purnawan Basundoro, kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispussip) Kota Surabaya, Ir. Musdiq Ali Suhudi, di kantor Dispussip, gedung SIOLA Selasa pagi (28/12/21). Naskah Entri Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya ini merupakan hasil tulisan bersama yang diawali dari proses penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan workshop penulisan.

Mereka, yang terlibat dalam penulisan bersama ini, terdiri dari unsur pemerintah (Dispussip), akademisi (FIB Unair), komunitas (Begandring Soerabaia dan Roode Brug Soerabaia). Koridor penulisan ini adalah 10 Obyek Pemajuan Kebudayaan yang tertuang dalam Undang Undang RI no 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

10 Obyek Pemajuan Kebudayaan yang dimaksud adalah 1) Tradisi Lisan,  2) Manuskrip, 3) Adat Istiadat, 4) Ritus, 5) Pengetahuan Tradisional, 6) Teknologi Tradisional, 7) Seni, 😎 Bahasa, 9) Permainan Rakyat, 10) Olahraga Tradisional. Sepuluh obyek ini merupakan bentuk kearifan lokal baik yang bersifat bendawi (tangible) dan non bendawi (in tangible).

Penelusuran dan penulisan Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya, yang berdasar pada 10 Obyek Pemajuan Kebudayaan ini, menjadi penulisan sebuah Ensiklopedia Kebudayaan yang pertama di Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh Prof. Purnawan Basundoro dalam sambutannya pada acara penandatangan kerjasama antara FIB Unair dan Dispussip Kota Surabaya yang dihadiri oleh komunitas dan Seniman.

Penulisan Ensiklopedia ini adalah bentuk pendokumentasian kekayaan kearifan lokal kota Surabaya, yang tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja. Karenanya, pihak FIB Unair bekerjasama dengan Pemerintah, Komunitas dan Media.

“Peran komunitas sangat besar karena mereka yang dengan inisiatif sendiri mengumpulkan data dan melakukan penelusuran lapangan, yang hasilnya terwadahi dalam bentuk karya bersama”, kata Prof. Purnawan Basundoro.

Baca Juga  Dukung Pengesahan Raperda PK4S

Basundoro menambahkan bahwa naskah Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya yang diserahkan ke Pemerintah Kota Surabaya masih bersifat awal dan masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kekayaan kearifan lokal yang dimiliki Kota Surabaya. Namun dengan semangat dan tujuan yang sama demi pelestarian dan pengembangan yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka proyek penulisan ini akan berkelanjutan.

Sementara itu Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispussip) Kota Surabaya, Ir. Musdiq Ali Suhudi, yang sebentar lagi menempati jabatan baru sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Surabaya meyakinkan semua pihak bahwa ada estafet pengerjaan proyek penulisan Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya. Menurutnya penulisan Ensiklopedia ini adalah bagian dari pembangunan kota Surabaya ke depan.

“Kearifan lokal adalah akar yang akan menopang pohon dan pohon diibaratkan dengan kota Surabaya. Besarnya pohon atau besarnya kota seharusnya tidak lepas dari akarnya”, kata Musdiq. Karenanya akar (kearifan lokal) harus dirawat dan dipupuk agar bisa mendasari perkembangan kota ke depan sehingga kota bisa tumbuh dan berkembang secara berbudaya dan beradab serta berjati diri.

Mudiq juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Begandring Soerabaia dan Roode Brug Soerabaia yang selama ini terus konsisten melakukan gali dan berbagi cerita sejarah dan budaya kepada publik, termasuk kepada pihaknya. Cerita cerita yang baik tentang kota Surabaya harus ditransformasikan ke publik sehingga mereka mengenal akarnya.

Musdiq mencontohkan bahwa cerita cerita tentang para nabi adalah hal yang sama. Cerita cerita itu menjadi tuntunan dan panutan bagaimana manusia harus menjalani hidup. Hal yang sama cerita cerita tentang nilai nilai kearifan lokal Surabaya juga perlu ditransformasikan melalui sarana yang dinamakan Ensiklopedia.

Baca Juga  Kritik Keppres Nomor 193/1956 tentang Lambang Kota Surabaya

Ady Setyawan mewakili Komunitas Roode Brug Soerabaia menyampaikan dalam kesempatan sesi kesan dan pesan bahwa penulisan Ensiklopedia adalah bentuk pendokumentasian memori kolektif yang dimiliki Surabaya.

Sementara dari Begandring Soerabaia berpesan agar ada keterlibatan Dinas lain dalam rangka pemanfaatan hasil penulisan Ensiklopedia. Ensiklopedia yang bersifat literatif harus diaktualisasikan dalam bentuk aksi aksi kreatif dan inovatif agar publik lebih mengenal kekayaan kearifan lokal kota. Aksi aksi kreatif dan inovatif ini bisa berkontribusi terhadap kekayaan aset pariwisata kota yang pada muaranya adalah  peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Di ujung acara, dilakukan penandatanganan kerjasama antara FIB Unair dan Dispussip Kota Surabaya serta penyerahan naskah Ensiklopedia Kearifan Lokal Surabaya dari FIB Unair kepada Dispussip Kota Surabaya.(*).

 

Ditulis Oleh : Nanang Purwono, jurnalis senior, ketua Begandring Soerabaia

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *