Perdamaian Dalam Peringatan Berakhirnya Perang Dunia II

Begandring.com: Surabaya (15/8/23) – 78 tahun yang lalu dinyatakan sebagai tahun berakhirnya Perang Dunia II di Asia. Tepatnya tanggal 15 Agustus. Peristiwa itu tidak lepas dari peristiwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Penyerahannya diumumkan melalui radio Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945 sore hari.

Kemudian keesokan harinya, pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyampaikan langsung keputusan menyerahnya Jepang tanpa syarat terhadap Sekutu melalui radio nasional. Peristiwa ini secara resmi menandai berakhirnya Perang Dunia II di Asia, perang yang mengerikan sepanjang sejarah manusia.

78 tahun berikutnya, pada 2023 tepatnya tanggal 15 Agustus, peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Asia diperingati oleh Oorlogsgravensticting Indonesia dan Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia.

Peringatan ke 78 Berakhirnya Perang Dunia II di Ereveld Kembang Kuning Surabaya. Foto: nan/Begandring.

Peringatan ke 78 tahun ini dipusatkan di dua tempat: Jakarta dan Surabaya. Di Surabaya bertempat di makam kehormatan Ereveld Kembang Kuning. Di Indonesia ada 7 ereveld. Yakni Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol di Jakarta, Ereveld Pandu di Kota Bandung, Ereveld Leuwigajah di Cimahi, Ereveld Candi dan Ereveld Kalibanteng di Semarang, dan Ereveld Kembang Kuning di Surabaya.

Dalam peringatan yang berlangsung mulai pukul 9 pagi, Konsul Kehormatan Belanda di Surabaya, Lily Jessica Tjokrosetio, mengatakan bahwa semua yang berkumpul di Ereveld Kembang Kuning ini bersama sama memperingati berakhirnya perang Dunia ke dua di Asia.

Konsul Kehormatan Belanda di Surabaya Lily Jessica Tjokrosetio dan Konjen Amerika Serikat Jonathan Alan. Foto: nan/Begandring.

Peringatan ini digelar di plataran Taman Kehormatan Monumen Karel Dorman, korban Perang Laut Jawa pada 1942. Secara resmi ditandai dengan menempatkan karangan bunga di depan monumen. Peletakan karangan bunga ini diawali oleh Konjen Kehormatan Belanda di Surabaya Lily Jessica Tjokrosetio, lalu diikuti oleh Konjen America di Surabaya Jonathan Alan, International Indiesch Club Surabaya Ronny Sternfeld dan Boy Marlisa lalu Stichting Nationale Herdenking Decky Purwadi dan diakhiri oleh Audri Latuputty.

Baca Juga  Keceriaan Subtrack, dari Busana Klasik dan Rute yang Menarik

Setelah karangan bunga tertata rapi di depan Monumen Karel Dorman, selanjutnya dikumandangkan lagu kebangsaan negeri Belanda, Wilhelmus.

Komunitas sejarah hadir dalam peringatan. Foto: nan/Begandring.

Hadir dalam acara ini adalah International Indiesch Club Surabaya, veteran, beberapa kemunitas sejarah, mahasiswa dan umum terundang.

 

Berakhirnya Perang dan Dimulainya Kerjasama

Peringatan, yang menandai perang ini, tentu tidak akan bermakna jika tidak ditandai dengan kerjasama, baik yang bersifat bilateral maupun multilateral, untuk bersama sama menciptakan perdamaian dunia. Sebagaimana terkonsep dalam politik luar negeri Indonesia, yang dituangkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar RI, Alenia ke-4, yang berbunyi: ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Perdamaian itu indah ketika hijab bertemu salib di Ereveld Kembang Kuning Surabaya. Foto: nan/Begandring.

Hal ini dapat dilakukan melalui cara menjalin hubungan internasional dan berpartisipasi dalam organisasi internasional. Dalam mewujudkan gagasan itu Begandring Soerabaia ikut bergabung dalam organisasi heritage internasional bersama negara negara yang menjadi mitra pemerintah kerajaan Belanda.

Dalam waktu dekat, akan ada dua project international antara Begandring Soerabaia dengan Belanda. Kedua projects, yang sedang dalam persiapan itu, adalah “BerlagediNusantara” dan “Peneleh as a living library”

Dalam seminggu terakhir ini, Begandring Soerabaia melalui obyek Peneleh yang dikerjakan secara inisiatif, telah menunjukkan perannya. Yaitu ikut mengkoneksikan ahli waris makam Peneleh dengan leluhurnya. Ahli waris itu adalah keluarga Van Der Linden yang sekarang bermukim di Amerika Serikat.

Selain itu, Begandring Soerabaia juga sedang menjajagi kemungkinan kolaborasi dengan media di Belanda untuk saling bertukar informasi sebagai penjembatan antara masyarakat Indonesia dan Belanda, khususnya sebagai jembatan sejarah dan budaya. Indonesia, khususnya Surabaya, memiliki sejarah bersama (shared hystory) dengan Belanda.

Baca Juga  Cari Alternatif Nama Pengganti Alun-Alun Surabaya

Sejarah masa lalu selalu memiliki sisi kelam dan sisi terang. Karena semua orang di muka bumi ini hidup untuk masa depan, maka sisi baik dari masa lalu lah, yang harus menjadi bekal untuk hidup berdampingan ke masa depan.

Memperingati berakhirnya perang Dunia harus dimaknai dengan kerjasama antar negara untuk mewujudkan perdamaian dunia. (nng)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *