TVRI-Begandring Produksi Film Dokumenter Dr RM Soebandi

Perkumpulan Begandring Soerabaia berkolaborasi dengan TVRI Jawa Timur memproduksi film dokumenter berjudul “Perjalanan Sunyi Letkol. Dr. RM Soebandi”.

Letkol dr. RM. Soebandi adalah dokter pejuang, kelahiran Klakah, Lumajang pada 17 Agustus 1917. Dia gugur dalam sebuah pertempuran dengan tentara Belanda di sebuah desa di tepi hutan di wilayah Jember. Tubuhnya tertembus peluru tentara Belanda.

Tidak banyak orang mengetahui kisah sang  pejuang ini. Meski namanya telah diabadikan menjadi nama rumah sakit di Jember, yakni RS Dr Soebandi. Karenanya, TVRI Jawa Timur mengangkat kisahnya dalam sebuah film dokumenter.

Nevy Eka Pattiruhu, Goendeny, dan M Fathurrozi. foto: begandring

Film ini dibuat berdasarkan buku biografi yang ditulis Gandhi Wasono M. dan Priyo Suwarno berjudul Letkol dr. RM. Soebandi: Jejak Kepahlawanan Dokter Pejuang.

Untuk mengilustrasikan peristiwa bersejarah, TVRI menggandeng Begandring Soerabaia. Ada kesesuaian data antara Biografi Letkol dr RM Soebandi dengan data file yang dimiliki Begandring Soerabaia. Terlebih setelah member koleksi dan riset Kepala Bidang Pendidikan Begandring Soerabaia, Ahmad Zaki Yamani.

Dalam rapat perencanaan (pra produksi) pembuatan fragmentasi kisah dr Soebandi di Kantor Redaksi TVRI, beberapa waktu lalu,  Gandhi Wasono dan Ahmad Zaki Yamani saling melakukan kroscek dan memadupadankan kisah.

Salah satu fragmentasi adalah kisah tindakan operasi dr. Soebandi atas seorang pejuang yang kakinya tertembak. Pengambilan gambar ini dilakukan di Lodji Besar, Jalan Makam Peneleh 46, Surabaya yang selama ini menjadi markas kegiatan Begandring Soerabaia.

Ada sekitar 10 personel Begandring Soerabaia yang terlibat dalam pembuatan fragmen ini. Mereka berasal dari lintaskomunitas. Di antaranya Nevy Eka Pattiruhu (pegiat sejarah kereta api dan Eva N.S. Damayanti (pegiat sejarah Trowulan), serta Goendeny (pegiat Komunitas Reenactor Indonesia).

Baca Juga  Diskusi Sejarah Kereta Api di Steamedsoul Cafe

Selaian itu ada pemeran dari Begandring Soerabaia, yakni Achmad Zaki Yamani, TP Wijoyo, M Fathurrozi, Reang Budianto, Khusnul Avifah, Dedi Angga, Hengky, dan Ferdin.

Proses syuting di Lodji Besar. foto:begandring

Pengambilan gambar dilakukan di beberapa tempat untuk mencari setting atau background yang mendukung. Misalnya, untuk mendapat setting rumah tradisional, tim melakukan pengambilan gambar di sebuah desa di Trowulan, Mojokerto. Juga lokasi terbunuhnya dr Soebandi di Jember.

Gandi Wasono mengaku surprise dengan pembuatan film ini. Dia juga merasa senang bisa berkolaborasi dengan para pegiat sejarah Begandring Soerabaia.

“Jujur, seandainya sebelum menulis buku itu (Letkol dr. RM. Soebandi: Jejak Kepahlawanan Dokter Pejuang, red) saya bertemu teman-teman Begandring, pasti ceritanya bakal lebih kaya dan komplet,” katanya.

Ketua Begandring Soerabaia Nanang Purwono menegaskan, pembuatan film dokumenter menjadi bagian program yang diagendakan secara periodik.

“Sebelumnya kita juga telah bekerja sama dengan TVRI menjelajah Gunung Pawitra,” katanya.  (*)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *