Begandring.com: Surabaya (2/10/23) – ꧌ꦱꦺꦥ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧍ September identik dengan topik literasi karena tanggal 8 September diperingati sebagai ꧌ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ Hari Aksara Internasional (World Literacy day). Tahun 2023 tema literasi yang diangkat pada perayaan Hari Aksara Internasional adalah ‘Promoting literacy for a world in transition: Building the foundation for sustainable and peaceful societies’. Tema ini diharapkan akan mampu membantu mempercepat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang digagas perserikatan bangsa bangsa (ꦥꦺ\ꦧꦺ\ꦧꦺ\PBB) khususnya di bidang pendidikan (UN: Sustainable Development Goals 4).
Dengan semangat ꧌ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ Hari Aksara Internasional Begandring Soerabaia bekerjasama dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Disbudporapar Kota Surabaya, Dispusip Kota Surabaya, dan ꧌ꦧꦭꦻꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ꦏꦼꦧꦸꦣꦪꦴꦤ꧀ꦮꦶꦭꦪꦃ꧇꧑꧑꧍ Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI menyelenggarakan kegiatan ‘Pameran dan sarasehan Literasi’ bertajuk ‘Membingkai Aksara Nusantara dan Dunia dari Surabaya’ yang dilaksanakan pada Jumat – Sabtu 29-30 September 2023 di basemen Balai Pemuda Kota Surabaya.
꧌ꦱꦫꦱꦺꦲꦤ꧀ꦭꦶꦠꦼꦫꦱꦶ꧍ Sarasehan Literasi
Kegiatan di hari pertama adalah pembukaan yang ditandai dengan pengguntingan pita lalu dilanjutkan dengan Pameran Aksara, diskusi bertema ‘Jawa Timur dan Keberagaman Aksara’ oleh ꧌ꦄꦧꦶꦩꦂꦣ ꦏꦸꦂꦤꦶꦪꦮꦤ꧀꧍ Abimardha Kurniawan dari FIB Universitas Airlangga kemudian dari Balai Bahasa ada ꧌ꦄꦤ꧀ꦝꦶꦄꦱ꧀ꦩꦫ꧍ Andi Asmara sebagai pemateri. Acara ini dihadiri oleh para pemimpin instansi terkait sekaligus tamu undangan.
Beberapa tamu undangan yang hadir adalah utusan dari Kundha Kabudayan DIY, ꧌ꦱꦼꦠꦾꦲꦩꦿꦶꦃꦥꦿꦱꦗ꧍ Setya Amrih Prasaja, Direktur Utama Taiwan Economics and Trade Office (TETO) Surabaya, Isaac Chiu, juga Direktur International SpIns Interactional School Surabaya, ꧌ꦩꦤꦺꦴꦗ꧀ꦨꦠ꧀꧍ Manoj Bhat.
Selanjutnya hari kedua diisi dengan 4 kegiatan berbeda yaitu Pameran Aksara, Diskusi tentang penggunaan Aksara Nusantara dalam lintas zaman di Jawa Timur, oleh TP Wijoyo, Aksara Nusantara Go Internasional oleh Setya Amrih Prasaja, dan bedah buku cerita anak berbahasa dan beraksara Jawa oleh ꧌ꦆꦠꦯꦸꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo.
Tema ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫꦒꦺꦴꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ Aksara Nusantara Go Internasional dan bedah buku dikemas menjadi satu paket karena topik diskusi berkaitan erat. Setya Amrih Prasaja sebagai pemateri memunculkan banyak sekali pertanyaan yang menggelitik tentang ꧌ꦮꦫꦶꦱꦤ꧀ꦊꦭꦸꦲꦸꦂ꧍ warisan leluhur berupa aksara nusantara ini.
Menurut Setya sudah saatnya aksara nusantara tidak hanya menjadi wacana di mimbar dan ruang diskusi tetapi hadir di ranah digital mengikuti perubahan zaman. Ia juga menambahkan, “Jangan lagi kita terjebak dalam ꧌ꦫꦺꦴꦩꦤ꧀ꦠꦶꦱ꧀ꦩꦼ꧍ romantisme tempo dulu tapi tidak menunjukkan bukti nyata langkah ke depan dengan pondasi sejarah yang kita miliki. Yen wus ngerti sejarah aksara leluhur, trus ngapa?” tanya Setya kepada peserta diskusi dari program pertukaran mahasiswa Merdeka Belajar seluruh Indonesia.
꧌ꦧꦼꦣꦃꦧꦸꦏꦸ꧍ Bedah Buku
Bedah buku cerita anak beraksara Jawa karya ꧌ꦆꦠꦯꦸꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo, yang terbit Juli 2023, ditulis dengan menggunakan tata tulis Prasaja (ꦥꦿꦱꦗ – simplified) hasil Konggres Aksara Jawa 1 Yogyakarta 2021 dan fon nyk Ngayogyan New ini dimulai pukul 19.00 WIB, diawali dengan pemaparan Aksara Nusantara Go Internasional.
Ita menuturkan bahwa banyak alasan mengapa ia menulis fabel. Selain karena fabel mampu menyampaikan pesan moral melalui penokohan Titi Tikus yang penuh kasih sayang (ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒ꧀ꦮꦼꦭꦱꦲꦱꦶꦃ – ambeg welas asih), fabel juga mampu mewakili dunia anak anak yang manis, lucu, dan polos.
Buku, yang dicetak ekslusif dengan kertas glossy dan warna penuh tersebut, mengambil setting ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Kota Surabaya. Sampul buku menggunakan ilustrasi gedung Balai Pemuda di Jalan Gubernur Suryo Nomor 15 yang dibangun dengan arsitektur yang cantik khas gedung kolonial era 1900an.
Selain menampilkan ciri arsitektur Surabaya tempo dulu, ꧌ꦧꦸꦔꦠꦧꦺꦧꦸꦪ꧍ bunga tabebuya dan gambar ikan hiu dan buaya juga menghiasi halaman buku. Lebih jauh lagi, buku cerita berbahasa dan beraksara Jawa ini juga menampilkan keberagaman Surabaya sebagai Kota terbesar ke-dua di ꧌ꦇꦟ꧀ꦝꦺꦴꦤꦼꦱꦾ꧍ Indonesia. Misalnya dengan adanya penokohan dalam berbagai suku dan bangsa dan agama yang ada dalam cerita.
ꦱꦭꦃꦱꦠꦸꦠꦁꦏꦥꦤ꧀ꦭꦪꦂꦣꦫꦶꦥꦿꦺꦱꦺꦤ꧀ꦠꦱꦶꦠꦼꦤ꧀ꦠꦁꦥꦼꦤꦸꦭꦶꦱ꧀/ pic by IS
Ita berbagi cerita suka duka menulis buku dengan tema konten lokal (Aksara Nusantara – Jawa). Salah satu hal yang menantang adalah tidak banyak orang yang mampu mengerjakan layout buku karena keterbatasan kemampuan membaca aksara Jawa. Buku ini ditulis ketika wabah Covid-19 melanda dunia. Di tengah situasi yang tidak menentu, ia mengambil les privat bahasa Jawa dengan guru seorang dalang dari ꧌ꦱꦸꦫꦏꦂꦠ꧍ Surakarta agar mampu menulis cerita dengan baik terutama pada bagian Krama Inggil. Karena buku adalah media belajar, maka penulisan dan pilihan kosakata bahasa Jawa nya harus sesuai aturan yang ada. penulisan cerita beraksara Jawa ini tidak menggunakan ꧌ꦄꦥ꧀ꦭꦶꦏꦱꦶ꧍ aplikasi alih aksara namun diketik manual. Agar konsisten dan akurat dalam penggunaan tata tulis KAJ I 2021, maka buku ini juga melalui tahap penyuntingan oleh Pegiat aksara nusantara sekaligus ka.sie Bahasa dan Sastra Kundha Kabudayan DIY, Setya Amrih Prasaja.
Ada dua hal Yang menarik dari fabel ini. ꧌ꦥꦼꦂꦠꦩ꧍ Pertama, di halaman belakang setelah cerita, penulis memasukkan tabel aksara Jawa lengkap dengan pasangannya agar pembaca bisa menggunakannya sebagai rujukan untuk belajar membaca dan menulis dengan aksara Jawa. ꧌ꦏꦼꦣꦸꦮ꧍ Kedua, aksara Jawa ditulis di atas dan aksara latin diletakkan di bawah. Penulis menganggap bahwa aksara lokal (Jawa) sudah seharusnya diutamakan, ditulis paling atas agar mampu menjadi simbol bahwa ia menjadi ꧌ꦠꦸꦮꦤ꧀ꦫꦸꦩꦃꦣꦶꦤꦼꦒꦼꦫꦶꦱꦼꦤ꧀ꦝꦶꦫꦶ꧍ tuan rumah di negeri sendiri.
ꦧꦼꦣꦃꦧꦸꦏꦸꦣꦶꦲꦣꦶꦫꦶꦩꦲꦱꦶꦱ꧀ꦮꦥꦼꦱꦼꦂꦠꦥꦿꦺꦴꦒꦿꦩ꧀ꦥꦼꦂꦠꦸꦏꦫꦤ꧀ꦩꦲꦱꦶꦱ꧀ꦮꦱꦼꦭꦸꦫꦸꦃꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾ/Pic by Bang Nawi
Acara ꧌ꦧꦼꦣꦃꦧꦸꦏꦸ꧍ bedah buku dalam rangkaian ‘Pameran dan Sarasehan Literasi bertajuk Membingkai Aksara Nusantara dan Dunia dari Surabaya’ ditutup oleh Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya ꧌ꦄ\ ꦲꦺꦂꦩꦱ꧀ꦛꦺꦴꦤꦶ꧍ A. Hermas Thony. Semoga gelaran event yang berpihak pada pemajuan kebudayaan ini nantinya akan berkesinambungan. Hal ini penting karena menjaga tradisi adalah menjaga jadi diri. Ke depan, kita semua berharap dan berupaya agar ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ aksara nusantara akan benar-benar kembali berjaya mengikuti perubahan zaman dan tidak menjadi aksara yang lebih asing dari bahasa asing. Mari bersama maju membawa aksara Nusantara di level yang lebih tinggi dan bergengsi agar kita tetap mampu bersaing secara ꧌ꦒ꧀ꦭꦺꦴꦧꦭ꧀꧍ global namun masih memiliki ꧌ꦗꦠꦶꦣꦶꦫꦶ꧍ jatidiri dengan “digital literacy in digital society 5.0.”
ꦥꦼꦤꦸꦠꦸꦥꦤ꧀ꦄꦕꦫꦺꦎꦭꦺꦃ\ꦄ\ꦲꦺꦂꦩꦱ꧀ꦛꦺꦴꦤꦶ꧈ꦮꦏꦶꦭ꧀ꦏꦼꦠꦸꦮ\ꦣꦺ\ꦥꦺ\ꦌꦂ\ꦣꦺ\ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ/Pic by Bang Nawi
Rahayu Sagung dumadi Surabaya, 1 Oktober 2023 (ꦆꦠꦯꦸꦫꦗꦪ꧍