Agustus 1943, di Quebec Kanada, diadakan Konferensi Quebec. Salah satu keputusannya, membentuk South East Asia Command/Komando Asia Tenggara (SEAC). Pimpinanannya, Laksamana Mountbatten. Bermarkas di Cylon Srilangka. Wilayah operasinya di India, Burma, Ceylon, Malaya, pulau-pulau utara Sumatera dan Siam (Thailand).
Sedangkan wilayah-wilayah Hindia-Belanda yang lain, dalam hal ini Jawa terkhusus Surabaya, masuk dalam Komando South West Pacifik Area/Area Pasifik Barat Daya (SWPA).
Area Pasifik Barat Daya (SWPA) adalah medan operasi Perang Dunia II di bawah komando Jenderal Douglas MacArthur dari Angkatan Darat Amerika. Bermarkas besar di Melbourne Australia yang wilayahnya membentang dari Filipina, Hindia Belanda, kecuali Sumatera, Singapura, New Guinea, dan Australia.
Maka untuk kepentingan Operasi Militer, disusunlah laporan wilayah SWPA. Termasuk Surabaya Area dalam bentuk laporan khusus yang di dalamnya terdapat laporan sebagai berikut:
- – Diskripsi dan Informasi
- – Physiografi dan Vegetasi
- – Lepas pantai dan pantai
- – Pelabuhan
- – Lapangan udara
- – Pantai pendaratan
- – Komunikasi
- – Jalur kereta api dan trem
- – Pembangkit listrik dengan jaringannya
- – Jaringan air bersih
- – Administrasi kependudukan
- – Meteorologi dan Klimatologi
Dan semua ini tersusun lengkap dan rapi dalam file setebal 400 halaman. Dilengkapi juga dengan peta udara. Laporan khusus tersebut dibuat pada tahun 1944 hingga berakhir 23 Agustus 1945.
Namun, pada Konferensi Postdam pada Juli 1945, diputuskan untuk memperluas batas-batas wilayah Komando SEAC. Di mana, mulai 15 Agustus 1945, seluruh wilayah Hindia-Belanda kecuali Timor yang berada di bawah Komando Australia, diserahkan kepada SEAC dari SWPA.
Selanjutnya, SWPA lebih fokus memperlemah kedudukan Dai Nippon secara langsung, bertempur dan melaju ke Kepulauan Jepang.
Seandainya pengalihan tersebut tidak terjadi, maka dapat dipastikan SWPA yang mendapat tugas untuk melucuti persenjataan tentara Jepang dengan perioritas tinggi perlu diberikan kepada Jawa yang dinilai sangat penting dari sudut pandang mana pun, khususnya Surabaya.
Tentunya, Menteri Penerangan Mr Amir Sjarifoedin akan memberikan keterangan bahwa tanggal 25 Oktober 1945 akan mendarat tentara Amerika di Surabaya yang tujuannya:
1. Melindungi dan mengungsikan para tawanan para tawanan perang dan kaum interniran.
2. Melucuti dan memulangkan tentara Jepang.
3. Memelihara ketertiban dan keamanan umum.
Dan Arek-Arek Suroboyo akan berhadapan dengan tentara Amerika dari SWPA dan tentu Pertempuran Surabaya akan berjalan lain.
Ego Jenderal Douglas Mac Arthur membelokkan ini semua dan nyaris Arek-Arek Suroboyo melawan tentara Amerika. (*)