Pameran Aksara Nusantara dan Dunia Dihadiri perwakilan Taiwan dan India. 

Begandring.com: Surabaya (30/9/23) – Pertemuan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦤꦤ꧀ꦠꦫ꧍ aksara Nusantara dan dunia terjadi di Balai Pemuda Surabaya. Pertemuan itu terbingkai dalam ajang pameran yang bertajuk “Membingkai Aksara Nusantara dan Dunia Dari ꧌ ꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Surabaya” pada 29-30 September 2023

Acara pameran ini diselenggarakan dalam rangka peringatan ꧌ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ Hari Aksara Internasional yang jatuh pada 8 September 2023. Hadir dalam pembukaan pameran Aksara Nusantara adalah Dwi Supranto, Kepala Bidang Kebudayaan, ꧌ꦝꦶꦤꦱ꧀ꦏꦼꦧꦸꦢꦪꦴꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦥꦫꦶꦮꦶꦱꦠ꧍ Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, mewakili kepala Dinas dan sekaligus Gubernur Jawa Timur. 

꧌ꦢ꧀ꦮꦶꦱꦸꦥꦿꦤ꧀ꦠ꧍ Dwi Supranto, yang membacakan text sambutan ꧌ꦒꦸꦧꦼꦂꦤꦸꦂꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ꧍  Gubernur Jawa Timur, mengatakan bahwa terkait dengan memunculkan kembali aksara Jawa di Surabaya, Pemerintah Propinsi Jawa Timur mengapresiasi kebijakan ꧌ꦮꦭꦶꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Walikota Surabaya, yang menginstruksikan penggunaan꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa untuk nama-nama kantor dan instansi di lingkungan pemerintah Kota Surabaya.

Seremoni gunting pita pertanda dimulainya pameran aksara Nusantara dan dunia. Foto: Begandring.

Sementara itu, ꧌ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ꧍ Nanang Purwono, Ketua ꧌ꦧꦼꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Begandring Sodrabaia, memandang bahwa pameran aksara ini adalah langkah konservasi aksara nusantara yang baik. 

“Semoga melalui pameran kolaboratif antara komunitas, Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya, upaya membumikan kembali ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Jawa bisa jadi kenyataan”, ujar Nanang. 

Terkait dengan penggunaan aksara Jawa di Surabaya sebagaimana telah diinstruksikan oleh walikota Surabaya ꧌ꦌꦫꦶꦕꦭꦾꦢꦶ꧍ Eri Cahyadi ke jajaran OPD di lingkungan pemerintah kota Surabaya, ternyata Surabaya bisa melakukan upaya pelestarian warisan budaya ini. Hal ini mengejutkan banyak pihak termasuk dari pegiat aksara Nusantara dari Jogjakarta, ꧌ ꦱꦼꦠꦾꦲꦩ꧀ꦫꦶꦃꦥꦿꦱꦗ꧍ Setya Amrih Prasaja, yang keseharian menjabat sebagai Kepala Seksi Bahasa dan Sastra, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. 

Baca Juga  Meniti Jejak Peradaban Delta Surabaya

 

Suasana di acara pembukaan pameran. Foto: Begandring.

Setya Amrih Prasaja terjadwal mengisi Sarasehan yang digelar pada Sabtu, 30 September 2023 membawakan tema “Aksara Nusantara Go Internasional”.

Pameran, yang digelar selama dua hari mulai Jumat (29/9/23) hingga Sabtu (30/9/23), memamerkan bentuk bentuk ꧌ ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ aksara Nusantara dan Dunia. Untuk aksara Nusantara ada Aksara Lampung, Pegon, Sunda, Mandailing, Incung Jbi, Bali, Jawa dan Madura. Sementara aksara Dunia dipamerkan aksara Taiwan, Tiongkok, Thailand, Kanji, dan India. 

“Selain aksara aksara yang dibingkai, juga terdapat aksara yang berbentuk buku atau kitab, lontar, majalah. buku cerita anak꧌ꦠꦶꦠꦶꦠꦶꦏꦸꦱ꧀ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒ꧀ꦮꦼꦭꦱ꧀ꦲꦱꦶꦃ꧍  “Titi Tikus Ambeg Welas Asih”. serta e-kiosk”, tambah Nanang. 

Dalam pembukaan itu, yang terlihat menarik dan tidak biasa adalah pemutaran video ꧌ꦇꦟ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾꦫꦪ꧍  Indonesia Raya dengan text beraksara Jawa dan disuguhkan pula bacaan Macapat (Macapatan). Tembang macapat ini dibawakan oleh seorang mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Angelica dan budayawan Sugeng Adipitoyo. 

Setelah serangkaian sambutan oleh Kepala ꧌ ꦧꦭꦻꦧꦲꦱ꧍ Balai Bahasa Jawa Timur, ꧌ꦈꦩꦶꦏꦸꦭ꧀ꦱꦸꦩ꧀꧍Umi Kulsum; Pegiat Aksara Nusantara, Setya Amrih Prasaja; dan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dwi Putranto, dilakukan  seremonial pengguntingan pita sebagai pertanda dibukanya pameran Aksara. 

 

Tinjau pameran

Begitu selesai seremonial pengguntingan pita, ꧌ꦥꦼꦂꦮꦏꦶꦭꦤ꧀ꦮꦼꦒꦫꦱꦲꦧꦠ꧀꧍ perwakilan negara sahabat langsung meninjau stand pameran. Setiap aksara dibingkai apik dan disertai dengan narasi tentang masing masing aksara. 

Nanang Purwono (Ketua Begandring Soerabaia) bersama Setya Amrih Prasaja (Ka Sie Bahasa dan Sastra, Dinas Kebudayaan DIY) mendamping Direktur Utama TETO, Isaac Chiu. Foto: Begandring.

Isaac Chiu, Direktur Utama Taiwan Economics and Trade Office (TETO) Surabaya mengapresiasi diselenggarakannya kegiatan pameran aksara ini. Apalagi dalam pemeran ini, ada aksara dari ꧌ꦠꦻꦮꦤ꧀꧍Taiwan. Baginya pemeran ini menjadi ajang diplomasi budaya dan menjadi jembatan pemahaman budaya antar negara. 

Baca Juga  Makam Belanda Peneleh jadi Taman Kepustakaan Sejarah

Menurut Issac bahwa aksara Taiwan masih menjadi mata pelajaran yang diajarkan secara aktif di sekolah sekolah di Taiwan, sehingga betapapun Taiwan ini bertambah moderen tapi tidak lupa akan tradisinya. Baginya aksara dan bahasa menjadi ꧌ꦇꦣꦺꦤ꧀ꦠꦶꦠꦱ꧀꧍ identitas suatu bangsa. 

Turut memberikan penjelasan kepada utusan Taiwan ini adalah utusan dari Yogyakarta Hadiningrat, Setya Amrih Prasaja, Ketua Kongres Aksara Jawa (KAJ) I di Yogyakarta pada 2021 dan pegiat yang mengusung ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ aksara Nusantara ke UNESCO. 

Menurut Amrih kegiatan pameran Aksara ini menjadi sarana dalam upaya sosialisasi ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ aksara Nusantara, utamanya Jawa, kepada masyarakat Jawa agar aksara Jawa tetap nyata adanya dan digunakan keberadaannya. 

Manoj Bhat, Direktur International Spins School Surabaya, mewakili India. Foto: nng/Begandring.

Sementara perwakilan dari negara sahabat lainnya adalah Manoj Bhat, Direktur International Spins School, mewakili ꧌ ꦇꦟ꧀ꦝꦶꦪ꧍ India. Dia juga senang karena aksara Hindi menjadi bagian dari pameran ini. 

Riwayat aksara Hindi ini sebenarnya tidak asing bagi warga Indonesia, khususnya orang orang Jawa. Riwayat ꧌ ꦥꦼꦮꦪꦔꦤ꧀꧍ pewayangan dalam seni dan budaya Jawa tidak lepas dari cerita cerita klasik yang berlatar budaya Ramayana dan Mahabarata. Ramayana dan Mahabarata tidak lepas dari India. 

Sementara bagi Kepala ꧌ ꦧꦭꦻꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ꦏꦼꦧꦸꦢꦪꦴꦤ꧀꧍ Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, Endah Budi Heryani, pameran ini adalah cara cara dalam turut memajukan nilai nilai Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) sebagaimana diamanahkan dalam Undang Undang RI no 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. 

“Bahasa adalah salah satu dari 10 obyek Pemajuan Kebudayaan dan kegiatan ini adalah wujud nyata memajukan Kebudayaan Indonesia”, kata꧌ ꦲꦺꦤ꧀ꦢꦃ Endah. 

Pada agenda pameran di hari pertama ini juga diisi dengan sarasehan yang menghadirkan filolog Unair, Abimarddha, dan praktisi aksara Jawa dari ꧌ꦧꦭꦻꦧꦲꦱ꧍ Balai Bahasa Jawa Timur, yang juga Pimpinan Redaksi majalah Ajisaka, Andi Asmara. 

Baca Juga  Ngantor di Lodji Besar, Wali Kota Surabaya Janji Benahi Peneleh

Pada hari kedua, 30 September 2023, juga masih akan diisi dengan rangkaian sarasehan. Berturut-turut ꧌ꦱꦫꦱꦺꦲꦤ꧀꧍ sarasehan ini mengetengahkan sejarah aksara dalam jejak kerajaan kerajaan di Jawa Timur oleh pegiat sejarah klasik, Tri Prio Wijoyo. Terjadwal digelar pada pk 16.00 (30/9/23). 

Kemudian pada sesi malam mulai pk 19.00 adalah mengetengahkan bedah buku aksara Jawa oleh ꧌ꦇꦠꦯꦸꦫꦗꦪ꧍Ita Surojoyo yang disusul oleh Setya Amrih Prasaja, yang akan membawakan materi Aksara Nusantara Go Internasional. (nng/aksara oleh IS) 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *