Pemugaran Makam Peneleh Dimulai

Begandring.comBPK Trowulan Turunkan Tim Arkeolog

Makam Eropa Peneleh mulai dipugar. Balai Pelestari Kebudayaan (BPK) XI Trowulan menurunkan tim untuk riset arkeologi dan uji kimia struktur makam, Rabu (22/5).

Selanjutnya, pekan depan Ikatan Asitektur Indonesia (IAI) dijadwalkan menggelar workshop di tengah makam untuk merencang konsep penataan situs bersejarah terluas di Surabaya ini.

Empat orang tenaga ahli BPK itu sejatinya sudah datang sejak Selasa (21/5). Mereka melakukan observasi terhadap sepuluh makam penting yang akan dipugar. Kemarin tim mulai mendata lebih detail kondisi makam-makam tersebut.

Antara lain mengukur struktur, mengidentifikasi kerusakan, mengambil contoh material untuk diuji di laboratorium.

Ira Fatmawati menyiapkan bahan untuk uji kimia di salah satu nisan di makam peneleh. Foto: Begandring.com

Mereka terlihat mengambil contoh dengan cara mengupas sebagian cat yang menempel di makam Makam Van de Elsen guna mengetahui warna dasar materialnya. Sebab, pada 2020 lalu, makam utama ini sempat dicat Pemkot dalam kerja bakti.

Padahal material makam ini terbuat dari batu yang dipahat halus menyerupai altar. Batunya didatangkan dari Italia dengan pola pemasangan knockdown.

“Seharusnya ini tidak boleh dicat. Sebab ini material langka,” tukas Ira Fatmawati, peneliti kimia tim BPK XI.

Arkeolog Nugroho Harjo Lukito yang memimpin tim BPK XI ini mengatakan pihaknya akan bekerja selama lima hari. Hasilnya akan menjadi dasar rekomendasi pemugaran. Menurutnya, area Pemakaman Eropa ini sangat terancam kondisinya.

“Perlu upaya pemugaran segera untuk pelestarian. Karena banyak catatan sejarah, orangnya bisa ditemukan di sini,” kesan Nugroho.

Tim Arkeolog BPK dan Anggota Begandring mencermati struktur salah satu makam. Foto: Begandring.com

Baca Juga  Djawa Dipa: Pemberontakan Melalui Bahasa

Sekadar diketahui, Kompleks pemakaman yang berdiri sejak 1 Desember 1847 ini mulai dipugar tahun ini. Pemugaran dilakukan Begandring Soerabaia dan TiMe Amsterdam bersama Dutch Culture, Depertemen kebudayaan Pemerintah Belanda.

Pemugaran ini juga dilakukan bersama Pemerintah Kota Surabaya dan dibawah asistensi Depertamen Arsitektur Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya.

Melengkapi tahapan pemugaran, setelah kajian arkeologi pekan ini, pada pekan depan akan dilakukan kajian dan perancangan arsitektur kawasan.

Yayan Indrayana dan Tim Arkeolog BPK mengamati nisan di makam peneleh. Foto: Begandring.com

Para arsitek dari Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Timur akan menggelar workshop di area ini. “Outputnya para arsitek ini akan merancang penataan pemakaman sesuai tema, yaitu makam sebagai museum hidup yang ramah lingkungan,” jelas Yayan Indrayana, Sekretaris Begandring Soerabaia yang juga arsitek ini. (*)

 

*Ditulis oleh Kuncarsono Prasetyo

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *