Nguri-Uri Budaya Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo terlalu sayang untuk dipandang sebelah mata. Bengawan yang panjangnya hampir 500 km itu, banyak menyimpan kisah paradaban anak manusia dan alam semesta. Sayang, jika keberadaannya dipandang sebagai lintas buangan. Apalagi bila sengaja dipakai untuk lahan pembuangan limbah.

Institute Arsitektur dan Rancangan Kota (IARKO), lembaga pendidikan yang bergerak di bidang arsitektur di Surakarta, memandang Bengawan Solo sebagai bagian dari arsitektur di daerahnya.

Pesanggrahan Langenharjo di Sukoharjo, Jawa Tengah yang menjadi titik perhatiannya sebagai awal pelacakan melalui serangkaian kegiatan yang dikaitkan dengan ilmu arsitektur, heritage, pariwisata dan industri kreatif.

Pesanggrahan Langenharjo bisa disebut keraton mini di luar lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, karena dulu kerap menjadi tempat rekreasi Paku Buwono IX. Secara terminologi, Pesanggrahan dapat diartikan sebagai rumah di luar istana kerajaan untuk istirahat atau rekreasi raja maupun bangsawan.

Jarak Pesanggrahan Langenharjo, Sukoharjo ke Keraton Kasunanan Surakarta ini tidak lebih 10 kilometer. Pesanggrahan berada di selatan Keraton dan berdiri persis di pinggir Bengawan Solo. Sementara Bengawan Solo sendiri menjadi alur transportasi utama yang digunakan keluarga kerajaan ketika anjangsana ke mancanegara kala itu.

Ketika Bengawan menjadi alur transportasi utama, secara arsitektur, tata letak bangunan, Pesanggrahan dibuat sedemikian rupa menghadap ke arah Bengawan. Karenanya, di antara kompleks bangunan dan Bengawan terdapat pelataran luas yang menjadi muka Pesanggrahan. Pelataran ini sekaligus berfungsi sebagai ruang publik yang menjadi lahan prosesi keberangkatan keluarga kerajaan ke mancanegara.

Fungsi tata ruang ini menjadi sebagian dari ilmu arsitektur. Setidaknya dengan diadakannya seminar budaya di Pesanggtaran, IARKO tidak hanya memperkenalkan nilai-nilai sejarah dan budaya kepada publik, tapi juga  konsep arsitektur ke para mahasiswa dan publik.

Baca Juga  Mesin Handpress KH Ahmad Dahlan Tersimpan di Surabaya

“Bangunan Pesanggrahan ini memperhatikan tata ruang dan lingkungan. Ia memperhatikan dan memanfaatkan lingkungan sekitar. Bengawan yang dipandang sebagai sarana penting sebagai urat nadi perhubungan dan dkonomi membuat Pesanggrahan dibangun menghadap Bengawan. Bengawan dipandang sebagai muka yang indah, bukan sebagai buritan atau bagian belakang seperti saat ini,” ujar Direktur IARKO Ir. Muh. Nur Kholis, ST. MT.

Ruang, dalam lingkup arsitektur, dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau setidaknya pemiliknya. Yaitu dengan adanya tata fungsional dalam arti mampu mendukung aktivitas penghuni atau dalam arti luas masyarakatnya. Ini agar ruang yang ditempati berasa nyaman, indah secara visual, dan berbudaya yang dapat diartikan memenuhi kebutuhan dan emosional pemilik dan masyarakat.

Itulah mengapa Pesanggrahan menjadi model untuk memperkenalkan nilai arsitektur dalam sebuah ruang. Pesanggrahan Langenharjo dipilih juga sebagai awal dari rangkaian Jelajah jejak sejarah dan peradaban Bengawan Solo di wilayah Surakarta sebagai perwakilan peradaban luas dan panjang di Bengawan Solo yang mengalir mulai hulu hingga hilir.

“Kegiatan ini dalam upaya memperkenalkan warisan budaya kepada mahasiswa, pelajar dan publik,” tambah Nur Kholis.

Replika Canthik Rojomolo. foto:begandring

 

Rojomolo

Rojomolo adalah kendaraan air atau kapal yang digunakan oleh keluarga Kerajaan Kasunanan Surakarta dalam anjang sana ke mancanegara, luar wilayah Keraton.

Menurut, Joko, seorang pembicara dalam Seminar Nasional, “Rojomolo: Budaya Maritim Sungai Bengawan Solo”, besarnya kapal kerajaan ini menjapai panjang 70 meter dan lebar 21 meter. Di dalamnya lengkap dengan kamar kamar dan persenjataan api. Kapal ini dibuat oleh Pakubuwono V (1820 – 1823) sebelum dirinya diangkat sebagai Raja menggantikan Pakubuwono IV (1788–1820).

Menyimak ukurannya, kapal ini cukup besar untuk ukuran transportasi sungai. Pembuatan kapal ini setelah raja diberi hadiah oleh Ratu Belanda di era pemerintahan Gubernur Jendral Daendels (1809-1811). Kapal dari Ratu Belanda ini sebagai simbol persaudaraan antara kerajaan Belanda dan Kerajaan Surakarta.

Baca Juga  Ekspedisi Bengawan Solo 2022 Sambut Kejuaraan Dunia Stand Up Paddle

Karenanya simbol persaudaraan itu diwujudkan dengan dibuatnya kapal yang lebih besar dengan sifat maskulin dan diberi nama Kiai Rojomolo. Nama ini diambil dari tokoh pewayangan, Raden Rajamala yang terkenal gagah dan sakti di dunia pewayangan. Kemudian kedua kapal itu dinikahkan. Upacara pernikahan tersebut dilaksanakan di Kedhung Penganten Bengawan Solo pada 19 Juli 1811. Selanjutnya kedua kapal ini dianggap sebagai keluarga kerajaan.

Selanjutnya Rojomolo menjadi kendaraan air keluarga kerajaan, termasuk menjadi alat transportasi untuk melamar Putri Madura. Kisah ini sebagaimana diceritakan dalam Babad Madura yang ditulis pada 1830-an. Sebagai perlambang sifat Rojomolo, dibuatkan wajah Rojomolo untuk hiasan Canthik Kapal untuk hiasan depan dan buritan kapal.

Kapal Kyai Rajamala terakhir digunakan pada era Paku Buwono VII. Kemudian Bangkai kapal ini disimpan di Pesanggrahan Langenharjo (tempat istirahat raja). Sedangkan Canthik Rojomolo disimpan di Kraton dan di Museum Radya Pustaka Solo.

Sarasehan Budaya di Pendopo Pesanggrahan Langenharjo. foto:begandring

 

Kolaborasi

Dalam rangka menggali nilai-nilai sejarah dan budaya, IARKO dan EBS 2022 memiliki kesamaan visi dan aksi. Karenanya dalam kelanjutan aksinya, IARKO memandang perlu berkolaborasi dengan Ekspedisi Bengawan Solo 2022 yang segera mengarungi Bengawan Solo mulai hulu hingga hilir.

Pengarungan yang membutuhkan waktu selama satu bulan (13 Juli -17 Agustus 2022) ini, akan singgah di beberapa titik yang menjadi catatan Raja Hayam Wuruk sebagaimana tercatat dalam Prasasti Canggu 1358 M.

Prosesi keberangkanan Pengarungan Ekspedisi Bengawan Solo 2022 ini akan bertempat di Sukoharjo dan Surakarta. Di Sukoharjo akan bertempat di Pesanggrahan Langenharjo, 15 Juli 2022. Kegiatannya berupa Sarasehan Budaya sekaligus prosesi doa untuk keselamatan dan kelancaran kegiatan. (*)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *