Begandring dan Plat L Jajaki Kolaborasi Bikin Lagu

Perkumpulan Begandring Soerabaia dan Band Plat L menjajaki kerja sama dalam upaya bersama melestarikan nilai-nilai warisan pusaka. Mereka bakal memadukan rasa dan karsa untuk membuat karya-karya kolaboratif.

Jumat (1/4/2022) malam, beberapa pengurus Begandring bertemu Iwan Priswanto di Kedai Plat L di Jalan Pakis Tirtosari, Surabaya. Para pengurus Begandring itu, Nanang Purwono (ketua), Yayan Indrayana (sekretaris), Achmad Zaki Yamani (divisi pendidikan), dan TP Wijoyo (divisi penelusuran sejarah).

Iwan Priswanto, manajer Plat L, mengaku senang bisa bersilaturahmi dengan pegiat sejarah Begandring Soerabaia. Menurut dia, pertemuan ini sebagai tindak lanjut dari kehadiran dia ke basecamp Begandring Soerabaia di Lodji Besar, Jalan Makam Peneleh dalam acara diskusi tentang Kebon Binatang Surabaya, beberapa waktu lalu.

“Kami senang bisa berbagai pengetahuan dan passion bersama kawan-kawan Begandring,” kata Iwan yang berprofesi sebagai dokter hewan itu.

Plat L adalah group band asal Surabaya. Berdiri padamedio Juli 1998. Mengusung genre NuProgress. Pada 22 Februari 2022 lalu, Plat L merilis dua  single berjudul Makna Hadirmu dan Generasi Merah Putih. Plat L juga kerap menyanyikan lagi bertema kebangsaan dan nasionalisme.

foto:begandring

Dalam kiprahnya, Begandring berkomitmen melestarikan warisan sejarah dan budaya melalui kegiatan-kegiatan eksploratif, edukatif, dan advokatif. Sementara Plat L bergerak di jalur musik yang menyuarakan misi kebangsaan dan nasionalisme.

“Kami berharap akan lahir karya-karya kreatif yang edukatif yang sarat syiar dan pesan pelestarian nilai-nilai sejarah, budaya, dan kebangsaan,” ujar Iwan.

Terkait bentuknya, terang dia, bisa berupa konten dalam lirik-lirik lagu kebangsaan dan nasionalisme yang bakal diciptakan Plat L. Karya-karya itu akan disebar untuk mengisi ruang-ruang publik. Baik secara offline maupun online.

Nanang Purwono menyambut baik rencana kerja sama ini. “Bagi kami, kolaborasi dan sinergi adalah kunci dalam olah karya dan karsa. Kami senang bisa melakukan kerja bareng dalam upaya pelestarian nilai-nilai warisan pusaka,” kata dia.

Baca Juga  Jalan Guntur-Megawati dan Romantisme Bung Karno di Surabaya

Nanang menjelaskan, kolaborasi dan sinergi mengunci keberagaman. Menurutnya, perbedaan adalah nyata adanya. Tetapi perbedaan tidaklah harus berakhir dengan pertentangan. “Justru sebaliknya, perbedaan haruslah menjadi kekuatan besar,” tandas jurnalis senior itu.

Para pengurus Begandring dan Plat L sempat terlibat diskusi panjang terkait sejarah. Achmad Zaki Yamani berbagi cerita seputar Perang Surabaya pada 1945. Termasuk terbunuhnya Brigadir AWS Mallaby. Pun TP Wijoyo, berbagi cerita tentang raja-raja, dari Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Singasari. (*)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *