Begandring.com: Surabaya (14/9/23) – ꧌ꦮꦭꦶꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪꦌꦫꦶꦕꦲꦾꦣꦶ꧍ Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di depan para wartawan di DPRD Kota Surabaya pada Rabo (13/9/23) menegaskan bahwa pemasangan aksara Jawa untuk nama nama kantor di lingkungan Pemerintah ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Kota Surabaya harus sudah terpasang sebelum 10 November 2023.
“Insyaalah saya sampaikan, sebelum 10 November itu sudah tertulis. Di pemerintahan kota ada tulisannya dalam ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍aksara Jawa. Kita mulai dari lingkungan ꧌ꦧꦭꦻꦏꦺꦴꦠ꧍ Balai Kota dulu. Jadi, wong Jawa aja lali ambek Jawane, tegas ꧌ꦌꦫꦶꦕꦲꦾꦣꦶ꧍ Eri Cahyadi.
Pemasangan dan penggunaan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa ini dalam rangkaian peringatan Hari Aksara (Literasi) Internasional yang jatuh pada 8 September lalu.
꧌ꦌꦫꦶ꧍ Eri mengatakan bahwa pekerjaan pembuatan aksara Jawa atas nama nama kantor di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya diserahkan kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Kota Surabaya.
Perintah itu disampaikan di sela sela sidang Paripurna DPRD ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍Kota Surabaya pada Senin, ꧌꧇꧑꧑꧇ ꦱꦺꦥꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧓꧍ 11 September 2022. Pada hari itu juga, Dispusip berkoordinasi dengan pihak pihak yang dianggap mumpuni untuk penulisan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa untuk nama nama kantor dan Dinas di lingkungan pemerintah kota Surabaya.
Pada Selasa malam (12/9/23) koordinasi antara Dispusip dan Tim ꧌ꦧꦼꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Begandring Soerabaia dilakukan di kantor Dispusip di Gedung Siola, Jalan Tunjungan Surabaya. Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Mia Santi Dewi, ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa yang digunakan adalah Carakan Hana Carakan, atau ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa (baru) sesuai ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa yang diajarkan di sekolah.
“Supaya penggunaan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa di kantor kantor ini dapat dibaca oleh siswa siswa karena sesuai dengan pelajaran di sekolah. Jadi ada kesesuaian”, terang Mia dalam koordinasi itu.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A Hermas Thony, yang juga sebagai Tokoh Penggerak Budaya ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ Kota Surabaya berharap dalam kaitannya dengan pemajuan kebudayaan꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa di Surabaya bahwa perlu diikuti oleh kegaitan di dunia pendidikan. Jika selama ini dipandang porsi pengajaran bahasa Jawa, apalagi penulisan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa, dipandang terlalu minim, maka perlu dipertimbangkan penambahan jam belajar atau ada perhatian ke pengajaran ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa.
“Dinas Pendidikan harus memikirkan penyesuaian pengajaran bahasa Jawa, khususnya ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa, agar anak anak nantinya bisa membaca tulisan tulisan aksara Jawa yang dipasang oleh pemerintah”, jelas A Hermas Thony di ruang kerjanya pada Rabo (13/9/23).
Menurutnya, penggunaan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa di kantor kantor dan lingkungan pemerintah ꧌ꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ꧍ kota Surabaya sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya Jawa harus diikuti dengan aksi aksi positif yang konstruktif dan mendukung.
“Kapan hari ketika saya ketemu pak Konjen Jepang di ꧌ꦯꦸꦫꦨꦪ꧍Surabaya dan mendengarkan cerita pak Konjen tentang bagaimana aksara Kanji itu bisa bertahan hingga sekarang. ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa ini sebenarnya juga bisa dan itu semua tergantung dari masyarakatnya” pungkas Thony. (nng/aksara oleh IS)