Begandring.com: Surabaya (16/8/23) – Kantor Pos Besar Surabaya di jalan Kebon Rojo bersolek. Gedungnya tampak lebih bersih, bagus dan rapi. Pun demikian dengan lingkungannya. Temboknya dominan berwarna putih bersih. Di bagian depan gedung yang dulu ada sepetak taman, kini sudah dihilangkan. Diganti paving. Bangunan di sebelah kiri (timur) yang dulunya adalah bagian paket, kini ditata dengan penambahan dekorasi. Jadi, lingkungan Kantor Pos Besar Surabaya sekarang tampak lebih luas dan besar.
Kondisi ini sumbut, sesuai dengan namanya Kantor Pos Besar dan juga dengan sejarahnya dimana tempat ini menjadi bagian dari Jalan Raya Pos yang dibangun Daendels pada awal abad 19.
Tapi, jangan kaget bahwa restorasi itu bukan untuk jasa Kantor Pos. Tetapi untuk kafe dan hiburan. Sementara layanan jasa posnya berpindah ke gedung sebelah barat yang lebih kecil. Seperti kantor pos di suatu daerah. Tidak lagi di gedung utama yang megah dan membanggakan.
Lantas untuk apa gedung utama itu? Gedung utamanya akan beralih fungsi menjadi sarana kafe dan hiburan. Namanya Pos Bloc. Konsepnya seperti M Bloc di Jakarta. Yaitu sebagai ruang publik kreatif dengan sejumlah event hiburan. Disini ada kafe yang vintage, live music, pameran, workshop, hingga peluncuran buku.
Memang akan menjadi lebih bagus dengan fungsi baru dan akan memberikan ruang kreatif kekinian. Tetapi ini menghilangkan sejarah besar kantor Pos Besar Surabaya.
Waspada Narasi Sejarah!
Secara umum masyarakat tau bahwa Soekarno, ketika masa remaja, sekolah di HBS Surabaya (1916-1921), yang lokasinya ada di jalan Kebon Rojo dimana sekarang berdiri bangunan Kantor Pos Besar. Kantor Pos ini dibangun tahun 1928 yang fungsi awalnya adalah sebagai kantor pos.
Sementara sebelumnya adalah gedung tua bergaya indiesch dengan pilar pilar silinder di depannya. Bangunan ini didirikan sejak 1848-an dan digunakan sebagai Kediaman Bupati Surabaya. Kemudian pada 1881 Bupati Surabaya pindah ke kediaman yang baru di Tegalsari. Sejak itu kediaman Bupati Surabaya di Kebon Rojo digunakan oleh sekolah HBS.
Tetapi pemahaman umum menganggap Soekarno bersekolah di HBS dengan menempati gedung Kantor Pos itu. Padahal Soekarno sekolah di HBS dalam periode 1916-1921 yang gedung kantor pos besar belum ada. Belum dibangun. Baru dibangun sebagai kantor pos pada1928.
Pemahaman bahwa Soekarno bersekolah menempati gedung kantor pos besar ini juga dipahami oleh pejabat PT Pos Indonesia di Jakarta dan Bandung. Dalam sebuah rapat zoom tentang rencara revitalisasi Kantor Pos untuk Pos Bloc seperti konsep M Bloc di Jakarta mereka mengundang Nanang Purwono, perwakilan Begandring Soerabaia untuk rapat zoom.
Dalam rapat itu, dikatakan bahwa di Pos Bloc itu juga akan dibuat Museum Corner Soekarno dengan alasan bahwa Soekarno pernah menempati salah satu ruangan di Kantor Pos Besar itu ketika sekolah di HBS. Begandring sempat meluruskan pemahaman sejarah itu. Bahwa Soekarno ketika sekola di HBS tidak menempati bangunan Kantor Pos, tapi bangunan bekas rumah Bupati Surabaya.
Dalam kesempatan kedua, kebetulan Nanang (Begandring) hadir dalam rapat TACB Kota Surabaya dan disana ada tim Revitalisasi Kantor Pos yang datang dan menjelaskan kepada TACB Kota Surabaya. Salah satunya menjelaskan bahwa di Pos Bloc itu akan dibuat Museum Corner Soekarno. Alasannya karena Soekarno pernah menempati salah satu ruangan kantor pos ketika sekolah di HBS.
Prof. Purnawan Basundoro, sekretaris TACB Surabaya sempat kaget mendengan alasan itu dan menyanggah penjelasan tim revitalisasi Kantor Pos. Kemudian Purnawan menjelaskan bahwa ruang kelas Soekarno bukan di gedung kantor pos yang dibangun pada 1928. Tapi di gedung lama yang pernah dipakai Bupati Surabaya. Purnawan juga mewanti wanti agar tidak salah dalam menuliskan narasi riwayat Soekarno untuk Museum Corner Soekarno.
Sekarang revitalisasi gedung terlihat sudah rampung dan bagus. Gedung utama terlihat indah tapi bukan untuk layanan jasa Pos. Sementara kantor posnya menjadi kecil. Akan kah menjadi Kantor Pos Kecil Surabaya? (nng)