Sore itu, selasa 23 Mei 2023, Gedung Nasional Indonesia (GNI) di jalan Bubutan terlihat sibuk. Di sana ada persiapan acara Pameran Bersama Cross Musea dengan tema “Bangkit Pemuda Pergerakan 2023”. Pemilihan tempat acara di gedung GNI adalah super tepat karena di tempat inilah pergerakan bangsa ini semakin bertumbuh dan lebih masal.
Kita tau bahwa di awal abad 20, ada Perkumpulan Boedi Oetomo yang berdiri pada 20 Mei 1908. Perkumpulan ini didirikan oleh dr. Wahidin Soediro Hoesodo, dr. Soetomo, Soeradji dan Gunawan Mangunkusumo.
Dalam perkembangannya, dr. Soetomo beranggapan bahwa perkumpulan Boedi Oetomo perlu mengalami perubahan. Menurutnya, mementingkan pengajaran dan kebudayaan saja tidak cukup dalam pergerakan nasional. Boedi Oetomo lantas bergerak dalam bidang politik dan keanggotaannya lebih terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu pada tanggal 11 Juli 1924 (dan 29 Oktober 1924 menurut Perpustakaan Lemhanas), dr Soetomo mendirikan perkumpulan lain yang diberi nama Indonesiasch Studieclub (ISC), yang berdiri di Surabaya. Karenanya ISC juga dikenal dengan nama Soerabaiasche Studieclub.
Club ini merupakan wadah bagi kaum terpelajar di Surabaya. Perkumpulan ini berjuang untuk membangkitkan semangat kaum terpelajar supaya memiliki keyakinan dan kewajiban terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
Dari wadah ini, rasa kebangsaan itu semakin terbangun secara konstruktif. Tahapan konstruktif itu terlihat dari formasi formasi kebangsaan yang diantaranya adalah lahirnya Sumpah Pemuda (1928) dan kulminasi perjuangna bangsa adalah Proklamasi Kemerdekaan (1945).
Sekarang kita hidup di alam kemerdekaan dan wajib bagi warga negara untuk mengisi kemerdekaan untuk meneruskan perjuangan para pendahulu bangsa. Semangat dokter Soetomo di masa pergerakan itu, kiranya masih relevan dengan sekarang untuk melanjutkan perjuangan bangsa ke depan.
Karenanya di acara Pameran Bersama Cross Musea di gedung GNI, yang berlangsung mulai 24-25 Mei 2023 dan diikuti oleh Museum Bank Indonesia Jakarta, Museum KH Dewantara Jogjakarta, Museum Pers Nasional Solo, dan Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, kelompok aktivis dan pemerhati sejarah dan cagar budaya Perkumpulan Begandring Soerabaia turut berpartisipasi.
Pada kesempatan itu, Perkumpulan Begandring Soerabaia turut hadir dengan produk kebangkitan nasional yang bernama Peneleh Studieclub.
Peneleh Studieclub (2023) adalah reinkarnasi Soerabaiasche Studieclub (1924). Keduanya ada kemiripan dalam peran di masyarakat. Soerabaiashe Studieclub aktif dalam diskursus kebangsaan saat itu. Sedangkan Peneleh Studieclub akan menggelorakan kembali diskursus kebangsaan saat ini dan nanti.
Peneleh Studieclub, secara ringkas, adalah sebuah wadah yang bertujuan turut mencetak generasi muda berwawasan luas dan berkarakter kebangsaan. Untuk memulai aktivitas Peneleh Studieclub yang terdiri dari kegiatan Bedah Buku (Nyinau Bareng), Debat Ilmiah (Gegeran Bareng), Belajar Menulis (Nulis Bereng) dan Bakti Sosial (Gotong Bareng), Peneleh Studieclub mengikuti Pameran Bersama Cross Musea di GNI.
“Nanti slametannya akan mencari hari tersendiri. Sedangkan kehadiran Peneleh Studieclub di ajang pameran ini adalah unjuk resmi kami ke publik”, terang dokter Jimmy Taruna yang akan mengawal Peneleh Studieclub ketika ditemui di GNI pada Selasa sore. (Nanang)
One thought on “Peneleh Studieclub Hadir Dalam Pameran Bersama Cross Musea di GNI Surabaya. ”