Prasasti Canggu dan Pembukaan Festival Peneleh

Begandring.com – Tepat pada 7 Juli, 665 tahun silam, kali pertama nama Curabhaya (Surabaya) mulai dikenal. Nama Surabaya dikenal bukan sebagai sebuah kota. Tapi nama sebuah desa yang terletak di tepi sungai. Dalam bahasa Sansekerta disebut Naditira Pradeca atau desa di tepian sungai.

Nama Curabhaya ini ditulis pada sebuah lempeng tembaga oleh Raja Hayam Wuruk pada 7 Juli 1358 M. Lempeng tembaga ini dikenal dengan nama Prasasti Canggu. Belakangan prasasti Canggu diketahui keberadaannya ada di Museum Nasional di Jakarta.

Prasasti ini sangat penting karena mengungkap keberadaan Surabaya sebagai salah satu desa yang berada di tepian sungai. Ada banyak Naditira Pradeca di sepanjang tepian sungai Brantas (Brantas besar), Kali Surabaya (Brantas kecil) dan Bengawan Solo).

Secara geografis, desa Surabaya terletak di utara desa Bkul (Bungkul) dan tepatnya di tempat paling hilir. Di tepian sungai di Kali Surabaya yang memiliki temuan arkeologi adalah Peneleh. Di sana di Kampung Pandean, pada 2018 ditemukan sumur kuno dari era Majapahit. Dari hasil uji karbon atas fragmentasi tulang manusia yang ditemukan di dan sekitar sumur, diketahui bahwa usia tulang tertua berangka tahun 1430. Ini berarti bahwa keberadaan sumur bisa diduga sudah ada sebelum tahun 1430.

Ini adalah data otentik tertua yang ada di Surabaya dan sekaligus petunjuk kekunoan Surabaya. Kini Surabaya sudah berubah dari desa Surabaya menjadi kota Surabaya.

Hingga sekarang, banyak perubahan dan perkembangan yang telah terjadi di kawasan desa Surabaya (Peneleh) yang akhirnya menjadi kota Surabaya. Peneleh menjadi mula tumbuhnya Surabaya dan bahkan menjadi mulai lahirnya bangsa Indonesia.

Baca Juga  Pameran Surabaya Heroes Virtue: Nyali Mereka yang Jarang Dikenang
Kunjungan ke Dapur Pergerakan bangsa Indonesia di Peneleh VII. Foto: Begandring

Indonesia secara resmi tercatat lahir ketika bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Sebelum itu bumi pertiwi ini masih disebut Hindia Belanda, sebuah negara koloni pemerintah kerajaan Belanda. Indonesia belum lahir.

Tapi embrio itu sudah mulai bergerak dan hidup sebagai janin di kandungan ibu pertiwi. Bayi belum lahir. Pergerakan janin itu ada di Peneleh. Di Sana ada tokoh tokoh penggerak seperti Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan para muda yang indekos di rumahnya di Peneleh. Salah satunya adalah Soekarno.

Rumah HOS Tjokroaminoto adalah dapur kebangsaan itu. Mereka, para tokoh pergerakan, adalah kompor kompor yang memanaskan dapur yang pada akhirnya menghasilkan hidangan kemerdekaan.

Sekarang, selama 7-9 Juli 2023, di Peneleh digelar Festival Peneleh, sebuah wadah yang menjadi etalase potensi lokal mulai dari potensi sejarah, kebudayaan, kuliner hingga UMKM. Melalui festival inilah dapat diketahui di Peneleh ada apa saja.

Festival Peneleh, yang menjadi satu paket dengan Java Coffee Culture 2023, menjadi langkah pembuka dari proses pengembangan kawasan wisata Peneleh yang berbasis sejarah, budaya dan UMKM.

Jajanan khas Peneleh di Festival Peneleh. Foto: Begandring

Dari potensi yang ada dan tersaji dalam. Festival ini diharapkan potensi ini bisa berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas. Karenanya Festival Peneleh ini menjadi kick off pengembangan Peneleh yang secara resmi akan dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada Minggu, 9 Juli 2023.

Hari ini, di hari pertama Festival Peneleh, 7 Juli 2023, telah dibuka dengan Peneleh Heritage Track dengan mengunjungi tempat tempat bersejarah yang dimulai dari Lodji Besar, lalu ke Makam Eropa Peneleh, Masjid Jami Peneleh, Rumah HOS Tjokroaminoto, Jembatan Peneleh, Rumah Lahir Bunga Karno dan terakhir Sumur Jobong.

Baca Juga  Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Lurah Peneleh Skundario memberangkatkan Jelajah Sejarah yang ditandai dengan pelepasan kelambu pada Signade Peta wisata Peneleh yang terpasang di depan Lodji Besar di jalan Makam Peneleh 46. Peneleh Heritage Track digelar dua hari. Hari Jumat dan Sabtu 7-8 Juli 2023. (nng)

 

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *